Rabu, 21 Desember 2011

Ilmu Ukur Tanah (Waterpass)


Waterpass 

Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Dengan waterpass ini kita dapat menentukan berapa banya tanah yang dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk menutupi cahaya matahari.
Cara kerja:
Yang diamati dilapangan adalah pembacaan:
·                     · bentang tengah (BT),
·                     · bentang bawah (BB)
·                     · bentang atas (BA)
·                     · sudut horizontal kasar
Angka angka pada BT, BB, BA dapat kita baca pada rambu yang
ditegakan pada strat pot (patok kayu yang diberi paku payung)
melalui water pass yang telah distel.
1.                   pasang la trifood statif(kaki 3) setinggi dada juru ukur,
dan pasang water pass pada kaki 3
2.                  atur lah alat ukur sehingga nivo kontak tepat ditengah, dengan menggunakan 3 buah skrup penyetel
3.                  Intip lensa okuler, fokuskan pada tiang (objek) yang akan diukur.
4.                  Catat ketinggian tiang.
5.                  Ulangi langkah yang sama pada tempat yang akan dicari selisih ketinggiannya.
Setelah melakukan pengukuran di lapangan,maka kita dapat membuat tabel hasil pengukuran dan mendapatkan gambar hasil kontur tanahnya.
Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini adalah:
·                     a. Usahakan jarak antara titik dengan alat sama.
·                     b. Seksi dibagi dalam jumlah yang genap.
·                     c. Baca rambu belakang, baru kemudian dibaca rambu muka.
·                     d. Diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
·                     e. Jumlah jarak muka=jumlah jarak belakang.
·                     f. Jarak alat ke rambu maksimum 75 m.
·                     g. saat terbaik penguktran pagi jam 06.00 - 11.00 siang jam 15.00 - 18.00
Dalam pembuatan jalan maupun pembangunan diperlukan suatu pengukuran beda tinggi agar dapat diketahui perbedaan tinggi yang ada dipermukaan tanah.
Kesalahan dalam pengukuran Waterpass
Dalam setiap pengukuran tidaklah lepas dari adanya kesalahan pembacaan angka, sehingga diperlukan adanya koreksi antara hasil yang didapat di lapangan dengan hasil dari perhitungan.

Kesalahan Dalam Pengukuran:

Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada dimana sumber kesalahan atau permasalahan tersebut, antara lain :
a. Kesalahan yang bersumber dari pengukur
Kurangnya ketelitian mata dalam pembacaan alat waterpass, yaitu pembacaan benang atas, benang bawah, dan benang tengah.
Adanya emosi dari pengukur akibat rasa lapar,cuaca yang panas,dan penyebab emosi yang lainnya sehingga tergesa-gesa dalam melakukan pengukuran dan akhirnya terjadi kesalahan mencatat.
b. Kesalahan yang bersumber dari alat
Pita ukur yang sering dipakai mempunyai tendensi panjangnya akan berubah, apalagi jika menariknya terlalu kuat. Sehingga panjang pita ukur tidak betul atau tidak memenuhi standar lagi.
Patahnya pita ukur akibat terlalu kencangnya menarik pita ukur, sehingga panjang pita ukur bergeser (berkurang)
c. Kesalahan yang bersumber dari alam.
Adanya angin yang membuat rambu ukur terkena hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak.
Angin yang merupakan faktor alam, membuat pita ukur menjadi susah diluruskan, sehingga jarak yang didapatkan menjadi lebih panjang darhpada jarak sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

· http://geomatika07.wordpress.com/2008/07/18/pengukuran-beda-tinggi/#comment-182
· http://geomatika07.wordpress.com/2008/09/07/kesalahan-dalam-pengukuran-waterpass/
· http://hada28.wordpress.com/2009/10/07/theodolite-btm-dan-waterpass-geodesi/
· http://reggaeyangnetral.blogspot.com/2009/01/ukur-tanah.html
· http://lenaciitikuus.blogspot.com/2010/01/waterpass-itu-apa.html
·http://www.rumahdanproperti.com/images/newsimage/Tips%20dan%20Berita%20Properti/theodolite-ultrarapide-000051722-4.jpg
· http://farm1.static.flickr.com/178/371125801_e6274bdec4.jpg
· http://www.levelling.uhi.ac.uk/pics/staff_readings.jpg






Minggu, 23 Oktober 2011

BEC (Banyuwangi Ethno Carnival)

Banyuwangi - the Potential for art and the Banyuwangi culture that overflowed evidently still could not attract tourists. So the Regional Government carried out the breakthrough by trying to follow market appetite that is putting forward cultural art that was packed in a modern way with spread out Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). The term is konten local but was packed in a modern way in the form of the carnival. Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) came from Banyuwangi words, Ethno meaning that ethnic that was modified became modern. Carnival his French the carnival. In karaval this later that will be carried was, art and the Banyuwangi culture. That is, Be Enamoured Of, Darmarwulan and Kundaran. The three arts will be put forward in a contemporary manner with the costume in the style of the carnival. For example the fashion be enamored of will be modified in such a way. For example omprok be Enamored Of was made higher or was decorated materially other as using recycling materials. The shawl be enamoured of was made longer or was changed by his color feature. So as Be Enamored Of was seen far more fantastic but still was seen the Gandrung . So also with two Damarwulan arts and Kundaran.


The carnival will be put forward this coming October 22 put forward the total 300 representative participants in three themes of art above. They consisted of the SLTA level student was equal and the student. Each kind of art will be represented by 100 their respective people will put forward the modification that was different between participants. So as the spectator will be offered 300 performance the heterogeneous costume. Participants who were chosen were them who slipped away the audition. Further they would be Quarantine in work shop to be trained by the foundations of the choreography, the dance, the costume, and the expression that involved the artist and the Banyuwangi culture critic. The culture critics gave philosophy material of the three arts so as when appearing they did not leave his original art. After getting the directive from the culture critic and the artist, they were prosecuted to be able to modify the artistic costume was meant. Moreover they were also led directly by the team of the consultant Jember Fashion Carnival (JFC) under the Dinan Fariz command. Especially material about the choreography and the expression when appearing in catwalk the highway. The choreographer that already five international in order to gives the directive how put forward the performance that apik and could sell Banyuwangi to tourist both domestic and foreign countries. Because of Dinan Fariz had network that was wide against the perpetrators of the tour in the corner of the world.


       With even this the Regional Government hoped could boost up tourists’ domestic visit and foreign countries so as Banyuwangi was wider were known. The "high tour visit eventually will have multiplier effect to the Banyuwangi economy," explained Section Head culture and Tourism, Suprayogi. Suprayogi also stressed, if having the worried side the typical Banyuwangi loss of cultural art might not restless, because after even this will have the Kuwung Festival that will be tricked this coming December. In the Kuwung Festival later all typical Banyuwangi cultural art will appear there.